Rabu, April 21, 2010

Diagnosa Klinik Orthodonsia

Prosedur diagnosis ortodonsia diperlukan untuk mendapatkan atau memperoleh diagnosis yang tepat dari suatu maloklusi gigi. Beberapa analisis yang diperlukan meliputi : analisuis umum, analisis local, analisis fungsional serta analisis model.
1. Analisis Umum
a. Identifikasi pasien.
Meliputi nama pasien, jenis kelamin, umur, tanggal lahir, tempat tinggal (alamat) dan nama orang tua.
b. Analisis umum.
Bertujuan untuk mendapatkan riwayat kesehatan atau medical history dari penderita saat masih dalam kandungan sampai pada saat penderita datang ke klinik. Beberapa pertanyaan yang bisa ditanyakan pada penderita (didampingi orang tua) adalah penyakit yang pernah diderita pada saat balita sampai sekarang, penyakit yang pernah diderita orang tua saat mengandung, pernahkah dilakukan operasi yang melibatkan daerah dento-facial, trauma yang melibatkan daerah dento-facial , proses kelahirannya (ada tidaknya trauma saat itu), kesehatan umum penderita saat ini, adanya perawatan khusus yang pernah dilakukan sehubungan dengan penyakit tertentu, pernah dilakukan rawat inap karena penyakit tertentu, adanya malformasi yang didapat secara herediter atau congenital, adanya beberapa alergi yang diderita, adanya kelainan dari saluran pernafasan, berapa tinggi badan dan berat badan, berasal dari kebangsaan atau suku mana, motivasi penderita datang ke klinik untuk perawatan ortodonsia.
2. Analisis Lokal
a. Ekstra Oral
Pemeriksaan ektra oral yang meliputi yang pertama adalah tipe profil. Tipe profil terdiri dari tiga macam yaitu cekung, lurus dan cembung. Adapun cara pemeriksaannya dilihat dari arah samping oenderita kemudian ditarik garis imaginer yang menghubungkan antara ttik glabella-lip contour-symphisis. Tipe profil lurus apabila titik glabella-lip contour-symphisis berada dalam satu garis lurus, berarti tipe profil cekung apabila symphisis lebih ke anterior dibandingkan glaella dan lip contour. Sedangkan tipe profil cembung apabila symphisis lebih ke posterior dibandingkan titik glabella dan lip contour.
Pemeriksaan kedua adalah pemeriksaan tipe kepala yang terdiri dari tiga macam yaitu, Bracychephalic, Dolicocephalic dan Mesocephalic. Tipe kepala ini berhubungan denan tipe muka dan bentuk lengkung geligi. Adapaun cara pemeriksaannya adalah penderita didudukkan pada posisi paling rendah, kemudian dilihat dari atas dan diukur perbandingan antara panjang dan lebar kepala. Pengukurannya dilakukan denan menggunakan Indeks Cepahlic (IC).
Indeks kepala = Lbr kepala (B) (jrk bizigomatik supra mastoideus) x 100
Panjang kepala (A) (Jarak Gl –Oc)
Klasifikasi indeks kepala :
Hipo Dolikosepali : < 70,0
Dolikosepali (kepala panjang sempit) : 70,0 – 74,9
Mesosepali (kepala sedang ) : 75,0 – 79,9
Brahisepali (kepala lebar persegi) : 80,0 – 84,9
Hiper Brahisepali : > 84,9

Tipe Brachycepalic mempunyai tipe muka lebar dan pendek, sedangkan bentuk lengkung geliginya lebar. Tipe Dolicochepalic mempunyai tipe muka dan bentuk lengkung geligi yang panjang dan sempit dan tipe Mesocephalic mempunyai tipe muka dan bentuk lengkung geligi yang berbentuk parabola.
Tipe skelet terdiri dari ektomorfik, Mesomorfik dan Endomorfik
b. Pemeriksaan Intra Oral
Pemeriksaan intra oral terdiri dari pemeriksaan jaringan mukosa, mulut, lidah, palatum, kebersihan rongga mulut, frekuensi karies dan fase geligi. Warna jaringan mukosa mulut merah muda, demikian juga gingival berwarna merah muda, kontur mengikuti lengkung geligi, relative flat, konsistensi kenyal serta permukaannya membentuk stippling pada attached gingival. Lidah diperiksa besarnyalidah ; normal atau makoglosia. Pemeriksaan palatum dilakukan untuk melihat bentuk palatum apakah palatumnya tinggi dan sempit, hal ini berkaitan dengan salah satu tanda terjadinya maloklusi. Kebersihan rongga mulut, jika kebersihan rongga mulutnya sangat kurang maka perlu untuk dirujuk ke bagian pedodonsia atau periodonsia untuk dilakukan pembersihan rongga mulut sebelum dilakukan perawatan ortodonsia. Demikian juga dengan frekuensi karies, jika frekwensi karies tinggi perlu untuk drujuk ke bagian pedodonsia atau koservasi. Fase geligi terdiri dari tiga yaitu fase geligi sulung (5-6 tahun), fase geligi pergantian muda (6-8 tahun), fase geligi pergantian lanjut (8-12) dan fase geligi permanen (12-20 tahun)
c. Pemeriksaan rontgen foto
Tujuannya untuk mengetahui benih gigi antara lain, posisi benih gigi, ukuran benih gigi, bentuk benih gigi, urutan erupsi, ada tidaknya gigi impaksi, gigi kelebihan atau kelainan periodontal.
3. Analisis Fungsional
Analisis fungsional meliputi free-way space, path of closure, sendi TMJ dan pola atrisi.
a. Freeway Space
Freeway space adalah jarak inter oklusal pada saat mandibula dalam posisi istirahat. Adapaun cara pengukurannya ada;ah penderita didudukkan dalam posisi isirahat, kemudian ditarik garis yang menghubungkan antara titik di ujung hidung dan ujung dagu (paling anterior) dan dihitung berapa jaraknya, kemudian penderita dalam keadaan oklusi sentries, kemudian ditarik garis yang menghubungkan antara titik ujung hidung dan ujung dagu (paling anterior) dan dihitung berapa jaraknya. Nilai FWS = jarak pada saat posisi istirahat dikurangi jarak pada saat oklusi sentries. Nilai normal menurut Houston (1989) = 2-3 mm.
Nilai FWS perlu diketahui dan dapat digunakan sebagai panduan untuk melakukan atau pemberian peninggian gigit di posterior sehubungan dengan adanya gigitan terbalik anterior. Apabila FWS lebih besar daripada tumang gigit maka tidak perlu diberi peninggian gigit posterior. Sedangkan bila FWS lebih kecil daripada tumpang gigit maka perlu diberi peninggian gigit posterior.

b. Path of Closure
Path of closure adalah gerakan mandibula dari posisi istirahat menuju oklusi sentries. Path of closure ditakan normal apabila gerakan mandibula ke atas, ke muka dan belakang. Sedangkan yang tidak normal apabila terdapt deviasi mandibula dan displacement mandibula.
Cara pemeriksaannya adalah penderita didudukkan pada posisi istirahat, dilihat posisi garis mediannya, penderita diinstruksikan untuk oklusi sentries dari posisi istirahnat dan dilihat kembali posisi garis mediannya. Apabila posisi garis mdian pada saat posisi istirahat menuju oklusi sentries tidak terdapat pergeseran berarti tidak ada gangguan path of closure dan apabila posisis garis median pada saat posisis istirahat menuju oklusi sentries terdapat pergeseran berarti terdapat gangguan path of closure.
c. Sendi Temporo Mandibula (TMJ)
Cara pemeriksaannya adalah penderita didudukkan pada posisi istirahat, diletakkan kedua jari telunjuk operator di bagian luar meatus acusticus externa kiri dan kanan penderita dan penderita diinstruksikan untuk membuka dan menutup mulutnya. Apabila tidak terasa adanya krepitasi saat palpasi di bagian luar meatus acusticus externa atau bunyi clicking pada saat mebuka dan menutup mulut erarti pola pergerakan TMJ normal.
d. Pola Atrisi.
Pola atrisi dikatakan tidak normal apabila terjadi pengikisan dataran oklusal gigi permanen pada usia fase geligi pergantian.
4. Analisis Model
Analisis model meliputi antara lain pemeriksaan bentuk lengkung geligi, jumlah lebar 4 incisisve rahang atas, diskrepansi model, kurve of spee, pergeseran gigi-gigi, relasi geligi rahang atas terhadap geligi rahang bawah, relasi gig anterior rahang atas dan rahang bawah dan klasifikasi maloklusi menurut angle.
a. Jumlah lebar 4 insisisv rahang atas.
Cara pengukurannya adalah dikur masing-masing lebar mesio-distal pada lengkung terbesar dari ke-4 inssive rahang atas kemudian dijumlahkan/ apabila jumlahnya : 28-36 mm, berarti normal, kurang dari 28 mm disebut mikrodonti dan bila lebih dari 36 mm disebut makrodonti.
b. Diskrepansi pada Model (DM)
Diskrepansi model adalah selisih antara tempat yang tersedia dan tempat yang dibutuhkan yang diukur berdasarkan model studi. Tujuan pengukuran adalah untuk menentukan adaya kekurangan atau kelbihan tempat dari gigi gelgi berdasarkan model stud yang akhirnya untuk menentukan macam perawatan yang dilakukan pada maloklusi yang ada.
Cara pengukuran DM :
Tempat yang tersedia (available space) = mm
Tempat yang dibutuhkan (Required spcae) = mm

Mm
• Tempat yang Tersedia (Available Space)
Adalah tempat yang ada disebelah mesial gigi molar pertama permanen kiri sampai mesial gigi milar pertama permanen kanan untuk tempat tumbuhnya gigi permanen pengganti dalam lengkung yang benar (Profitt dan Ackerman, 1986)
Cara Pengukuran :
Pengukuran lengkung geligi dimulai sisi mesial gigi molar pertama permanen kiri sampi mesial gigi molar permanen kanan melalui titik kontak atau fissure gigi molar pertama permanen melalui titik kontak atau fissure gigi posterior dan incisal edge gigi anterior pada sudut inklinasi yang benar. Ada 2 macam pengukuran (Profitt dan Ackermant, 1989) :
1. Lengkung gigi dibagi beberapa segmen yang membentuk garis lurus mulai dari mesial gigi molar pertama permanen kiri sampai mesial gigi molar pertama permanen kanan melalui titik kontaknya, kemudian diukur berapa jaraknya tiap segmen dengan menggunakan jangkayang kedua ujunnya runcing dan dijumlahkan.
2. Dengan menggunakan wire yang dilengkungkan di lengkung gigi mulsi mesial gigi molar pertama permanen kiri sampai mesial gigi molar pertama permanen melalui fissure gigi posterior dan insisal edge gigi anterior pada sudut inklinasi yang benar, kemudian hasil lengkungan wire diukur jaraknya.
• Tempat yang dibutuhkan (Required Space)
Adalah tempat yang dibutuhkan untuk gigi permanen pengganti untuk erupsi dalam lengkung yang benar (Profitt dan Ackermant, 1989)
Cara pengukuran :
Menghitung jumlah lebar mesi-distal pada lengkung yang terbesar gigi permanen pengganti (gigi permanen mulai dari mesial gigi molar pertama kiri sampai mesial gigi molar pertama permanen kanan)

c. Kurve of Spee
Adalah merupakan garis imaginer yang ditarik dari incisal edge gigi incisive pertama sampai molar kedua permanen rahang bawah, dlihat dari arah sagital berdasarkan model studi. Ada 3 macam yaitu datar, positif dan negative. Cara pemeriksaannya adalah ditarik garus imaginer yang menghubungkan antara insisal edge gigi insisf pertama sampai molar kedua permanen rahang bawah. Kurve of Spee datar apabila garis imaginer rahang bawah membentuk garis lurus. Sedangkan kurve of spee positif apabila garis imaginer dari incisal edge gigi incisive pertama samapi molar kedua permanen rahang bawah membentuk garis cekung. Kurfe of spee negative, apabila garis imaginer dari incisal edge gigi incisive pertama sampai molar kedua permanen rahang bawah membentuk garis cembung.
d. Pergeseran gigi-gigi
Cara pemeriksaannya adalah dengan menggunakan simetroskop yang diletakkan ditengah garis median gigi pada model studi, kemudian dibandingkan antara gigi senama kiri dan kanan.
e. Gigi terletak salah
Dilihat melalui 3 bidang orientasi yaitu bidang horizontal, bidang sagital dan bidang transversal.
f. Pergeseran garis Median Terhadap Muka
Cara pengukurannya adalah penderita diinstruksikan dalam posisi oklusi sentries ditarik garis imaginer yang menghubungkan antara Glkabella-Philtrum-Symphisis (merupakan garis median muka) kemudian diproyeksikan kegaris median gigi, kemudian gambaran yang didapat dari penderita dipindahkan ke model studi penderita serta dicatat kunci oklusinya. Apabila garis median gigi berada dalam satu garis lurus dengan garis median gigi berada tidak dalam satu garis lurus dengan garis median muka, berarti terjadi pergeseran garis median.
g. Kelainan Kelompok Gigi
Kelainan keompok gigi meliputi : berdesakan adalah gigi yang terletak saling tumpang tindih. Supraposisi : gigi yang erupsi melebihi garis oklusi. Infraposisi : gigi yang erupsi tidak mencapai garis oklusi. Retrusi : sekelompok gigi yang mengalami linguoversi/palatoversi. Protrusi : sekelompok gigi yang mengalami labioversi.
h. Relasi gigi geligi rahang atas terhadap rahang bawah
• Dari arah sagital
Relasi gigi kaninus dan molar adalah neutroklusi, distoklusi, mesioklusi, gigitan tonjol dan tidak ada relasi. Gigi kaninus dikatakan tidak ada relasi apabila salah satu gigi kaninus masih gigi sulung, kedua gigi kaninus masih gigi sulung, salah satu gigi kaninus permanen belum erupsi kedua gigi kaninus permanen belum erupsi. Demikian juga dengan gigi molar dikatakan tidak ada relasi apabila salah satu gigi molar pertama belum erupsi, kedua gigi molar pertama permanen belum erupsi, salah satu ggi milar pertama permanen sudah tanggal, keduagigi molar pertama permanen sudah tanggal.
• Dari arah transversal
Normal : gigitan fisura luar rahang atas
i. Relasi geligi anterior rahang atas dan rahang bawah
Tumpang gigit/over-bite adalah jarak vertical antara tepi incisal incisive rahang atas terhadap tepi insisal rahang bawah serta jarak gigit/overjet adalah jarak horizontal antara tepi incisal incisive rahang atas terhadap bidang labial incisive rahang bawah.
j. Klasifikasi Maloklusi menurut Angle
Klasifikasi maloklusi menurut angle dilihat berdasarkan relasi gigi molar pertama permanen dan kaninus permanen rahang atas terhadap gigi molar pertama permanen dan kaninus permanen rahang bawah. Terdapat tiga klasiifkasi yaitu, Klas I, Klasi II Angle : Klas II/1 dan klas II/2 serta klas III Angle
Maloklusi Angle Klas I yaitu jika gigi-gigi molar posisinya baik, dan jika kedua lengkung gigi atas dan bawah menutup dengan posisi oklusi yang baik, tonjol mesiobukal gigi molar pertama atas mempunyai relasi mesiodistal yang normal terhadap groove mesiobukal gigi molar pertama bawah.
Maloklusi angle klas II, yaitu jika gigi-gigi molar terletak dalam posisi yang baik pada rahang masing-masing dan dalam oklusi sentrik, lengkung gigi bawah beroklusi di sebelah distal terhadap lengkung gigi atas. Hal ini ditunjukkan dengan relasi tonjol mesiobukal gigi molar pertama atas paling sedikit beroklusi pada satu setengah lebar tonjol terhadap lekukan di antara gigi premolar kedua dan gigi molar pertama.
Maloklusi klas III yaitu bila posisi gigi-gigi molar terhadap rahang masing-masing normal, kemudian dalam oklusi sentrik lengkung gigi beroklusi kearah mesial terhadao lengkung gigi atas. Selanjutnya tonjol mesiobukal gigi molar pertama atas beroklusi paling sediit setengah tonjol alur distobukal gigimolar pertama bawah.

1 Comment:

Unknown mengatakan...

makaasih

Posting Komentar | Feed

Posting Komentar



 

My Blog List

Follower

Revias Clinics Copyright © 2009 Premium Blogger Dashboard Designed by SAER